Jum’at / 13/09/ Rumah
Edu – dalam kajian Rutin mencoba mengangkat persoalan yang menjadi trend
jejaring sosial facebook, BBM, dan twiter. Beberapa hari terakhir sejak wawancara
‘sang Vicky’ di salah satu station TV, fenomena penggunaan kata-kata ilmiah
ke-vicky-an semakin mendominasi status jejaring sosial. Bahkan beberapa orang
mengunggah video remix ala Vicky. ‘Vickynisasi’ merupakan menu pembicaraan
menggelitik, tetapi menjadi persoalan serius Bangsa kita jika direfleksikan
dengan potret generasi Indonesia. Rumah Edu tidak terlalu fokus pada aturan penggunaan
kata-kata ilmiah, tetapi mencoba
mendudukan Vicky sebagai salah satu kejujuran dan keterbukaan bangsa terhadap sebagian besar generasi yang dimilikinya.
Fenomena Vicky
memberikan gambaran yang sebenarnya tentang keinginan sebagian besar generasi
untuk tampil cerdas dan ilmiah di hadapan publik. Menjadi keperihatinan kita
bersama kemudian ketika keinginan tersebut tidak didukung oleh pengetahuan dan
wawasan yang mumpuni. Beberapa dari kita mungkin pernah mengalami hal tersebut
atau menjumpai orang-orang di sekitar kita. Hampir sebagian besar mahasiswa di Mataram sedang berada pada situasi ke-Vicky-an. Beberapa
hasil analisa Rumah Edu terhadap faktor dominan penyebab munculnya kaum-kaum ‘sok
Ilmiah’ khususnya pada mahasiswa Samawa di Mataram. Diantaranya adalah 1)
motivasi dan minat membaca yang rendah 2) tidak adanya kultur diskusi 3) sebagai
anggota pasif organisasi aktif 4) budaya gengsi yang tidak diimbangi dengan
motivasi berprestasi.
Permasalahan ini telah
menjadi ancaman bagi bangsa kita khususnya daerah. Rendahnya skillfull discussion, wawasan,
menyebabkan beberapa generasi begitu jauh tertinggal dari anak tangga tertinggi
Dialog. Bahkan beberapa birokrat, politisi, dan aparatur pemerintah telah
disusupi oleh orang-orang ke-vicky-an. Jika pemerintah tidak menganggap hal ini
sebagai suatu masalah yang serius, dan tidak berusaha merumuskan solusi tepat
untuk Vicky-Vicky lain yang menjelma sebagai aparatur pemerintah dan politisi,
maka ke depannya daerah kita akan menjadi bahan olokan daerah lain.
Semoga dengan adanya
Vicky, membawa dampak positif bagi generasi kita. Generasi yang selalu sadar
atas segala kekurangan sehingga mau belajar dan mengembangkan diri untuk
mencapai kebutuhan yang benar-benar humanis yaitu self actualization dan self
respect. Kita patut berterimaksih kepada Vicky, karena bisa menyadarkan
generasi kita tentang pentingnya belajar, pentingnya berwawasan luas dan
urgennya komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat. Dan terimaksih Vicky, karena
caramu berkomunikasi menjadikan generasi untuk selalu berhati-hati
berkomunikasi menggunakan bahasa-bahasa asing dan bahasa ilmiah khususnya di
jejaring sosial.
Rumah Edu mohon maaf
jika dalam tulisan ini mengandung kata-kata ke-Vicky-an. Mohon kritik dan
sarannya.
SAMSUN HIDAYAT
SAMSUN HIDAYAT
0 comments:
Post a Comment